BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Agama Yahudi menempati posisi yang
sangat penting dalam sejarah agama-agama. Agama Yahudi adalah agama monotheisme
tertua. Agama Yahudi memiliki peran yang sangat besar dalam memberikan
pengertian tentang karakteristik agama-agama masa silam di Timur Dekat (Near East). Agama yahudi juga memiliki
hubungan yang sangat erat dengan agama Kristen dan Islam. Di samping itu agama
Yahudi juga memiliki peranan sangat penting untuk memahami sejarah bangsa
Yahudi dan mengetahui gerakan Zionis modern.
Penyusun
mencoba untuk membahas satu persatu dari pendapat-pendapat para pakar mengenai
sejarah Yahudi, dari asal usul nama Yahudi, sejarah Agama Yahudi, gerakan
pembaharuan dalam Agama Yahudi, serta gerakan-gerakan Agama Yahudi modern dan
kontemporer.
B. Rumusan Makalah
a.
Bagaimana Asal Usul Nama Yahudi?
b.
Bagaimana Sejarah Agama Yahudi?
c.
Bagaimana Gerakan Pembaharuan dalam
Agama Yahudi?
d. Bagaimana
Gerakan-gerakan Agama Yahudi Modern dan Kontemporer?
C.
Tujuan
Penulisan
Penyusunan makalah ini selain sebagai untuk memenuhi
tugas mata kuliah sejarah agama-agama yang diampu oleh Bpk. M. Ridho, M.A, juga
sebagai sarana bahan pembelajaran untuk mahasiswa pada khususnya, dan untuk
orang umum pada umumnya sebagai referensi dalam belajar ataupun mendalami
sebuah keilmuan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Asal-usul
nama Yahudi
Yahudi
dikenal sepanjang sejarah dengan lebih satu nama. Disebabkan banyaknya nama
tersebut, maka sering terjadi kekeliruan tanpa membedakan di antara nama-nama
tersebut dalam tulisan berbahasa Arab pada umumnya. Khususnya tulisan-tulisan
di majalah dan koran yang menggunakan istilah-istilah Ibri, Israel, dan Yahudi
tanpa membedakan makna-makna dan indikasinya dilihat dari historis dan agama.
Sebenarnya semua nama-nama tersebut memiliki makna tersendiri yang bersifat
khusus dan pada waktu yang sama mengisyratkan kepada fase sejarah tertentu
dalam fase sejarah Yahudi.[1]
a.
Nama Ibri
Nama ini
dinisbatkan kepada nabi Ibrahim As, karena
dalam Taurat ia disebut dengan Abram orang Ibrani. Dalam bahasa Ibrani, akar
kata ini mengandung makna pindah, atau melakukan suatu perjalanan, atau menyebrang
dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan demikian maka makna Ibri adalah orang
yang berpindah.[2]
b.
Nama Israel
Nama Israel
mengandung dua pengertian; pertama bersifat umum, penisbatan kepada Israel,
yaitu Nabi Ya’qub As. Pengertian kedua mengandung makna khusus, nama israel
mengisyaratkan kepada kecenderungan politik dan geografi, kerajaan Israel di
Utara.[3]
c.
Nama Yahudi
Bila dilihat
dari sisi sejarahnya, nama Yahudi menempaati urutan yang ketiga. Nama Yahudi
ini memiliki pengertian yang bersifat umum dan khusus. Dilihat dari pengertian
yang bersifat umum, Yahudi adalah nama yang diberikan kepada setiap orang yang
meyakini agama Yahudi, mempercayainya dan melaksanakan ritualnya. Nama ini bisa
disebut juga berasal dari salah satu anak nabi Is’haq As, Yahuda. Sedangkan
pengertian khusus, Yahudi mengisyaratkan kecenderungan kepada aliran politik
dan geografis tertentu, yaitu kerajaan Yahudza di Selatan.[4]
B.
Sejarah
Agama Yahudi
1. Agama Yahudi
Agama Yahudi
adalah agama yang diturunkan Tuhan kepada Nabi Musa, yang diajarkan kepada bani
Israel dengan Taurat saebagai kitab sucinya yang esensinya terletak pada
perintah sepuluh Tuhan. Pengertian agama yahudi sebagaimana yang dimaksud di
atas. Maka sejarah agama ini, tentu harus dimulai pula dari Musa. Nabi Musa dilahirkan
di Mesir pada tahun 1593 sebelum Masehi. Ayah ibunya berasal dari suku Lewi,
salah satu suku yang dinasabkan kepada salah seorang putra Ya’qub dengan
istrinya Liah.[5]
Beliau
semenjak masa kanak-kanak hingga dewasa dan diangkat Tuhan menjadi Nabi, Nabi
Musa juga menyaksikan secara langsung bagaimana nasib kaum Israel hidup di
Mesir. Bekerja sebagai budak yang tertindas. Melihat penderitaan bangsa ini,
Musa berjuang, membawa mereka keluar dari kegelapan hidup dalam penindasan,
berpindah kenegeri yang telah dijanjikan untuk mereka. Tugas menyelamatkan
bangsa ini , dilaksanakan oleh musa dengan baik, karena itulah tugas yang
diberikan oleh Tuhan dalam firman-firmanya yang diterima Musa, setelah Dia
mengetahui keadaan kaum ini.
Sepeninggalan
Musa bani Israel melupakan Tuhannya
(Yehovah) kembali. Mereka mulai memuja patung anak lembu emas lagi yang mereka
buat sendiri. Karena pelanggaran ini, mereka harus menanggung kepahitan hidup
mengembara lagi selama 40 tahun dipadang tandus. Musa, nabi besarnya meninggal
dunia sebelum dapat memimpin kaumnya memasuki negeri yang dijanjikan itu sebab
sebagian yang dikatakan oleh seorang penulis Yahudi “meraka belum siap memasuki
negeri itu, dan negeri itupun belum sedia menerima mereka”.
Akhirnya
umat Yahudi berhasil memasuki kanaan di bawah Yoshua, setelah lebih dahulu
memerangi penduduk daerah Arab selama
beberapa tahun. Setelah Yoshua meninggal, umat Israel kembali lagi meninggalkan
ajaran Musa, dan mulai menyembah Baal dan Astartes, unsur-unsur ketuhanan
bangsa kanaan. Atau mereka mulai membayangkan Tuhan, Yehovah untuk dilambangkan
sebagai ular. Tapi pelambangan ini segera dihancurkan oleh Yehezekil. Ditempat
lain Yehovah disembah dalam bentuk anak sapi. Peti buatan musa bersama umatnya
diangkat kemana-mana dianggap sebagai salah satu tempat atau alat untuk
disembah yang paling penting.
a.
Ketuhanan Agama Yahudi
Kekuatan agama yahudi terletak pada pensucian yang mutlak terhadap Tuhan
dan kepercayaan yang tidak dapat digoyahkan tentang perjanjian yang diberikan
oleh Tuhan untuk segolongan umat manusia yang terpilih yaitu Bani Israel. Agama
Yahudi adalah agama yang pertama sekali dalam sejarah yang mengajarkan bahwa
Tuhan itu Esa berdasarkan kitab Taurat yang diwahyukan Tuhan kepada mereka.
Namun keesaan Tuhan itu sudah diajarkan pada Nabi-nabi sebelumnya.[6]
Proses keesaan Tuhan menurut kepercayaan Yahudi adalah hasil perkembangan
dari kepercayaan yang henotheis
kepada kepercayaan yang mengakui keesaan Tuhan, tetapi mengakui adanya Tuhan
agama yang lain. Tuhan itu merupakan saingan atau musuh Tuhan Yang Esa. Ketika
masyarakat Yahudi masih dalam tingkatan Animisme
roh-roh nenek moyang mereka disembah dan kemudian dalam tingkatan polytheisme menjadi Dewa, kata Hebrew yang dipakai untuk Tuhan pada
mulanya ilah jamak dari kata eloh yaitu elohim. Kemudian tiba suatu masa dimana salah satu Elohim ini yaitu Yehovah, Eloh dari bukit
sinai menjadi Eloh yang tunggal bagi
masyarakat Yahudi. Yehovah menjadi Tuhan nasional Yahudi tetapi belum menjadi
Tuhan seluruh alam.Dalam naskah-naskah Ibrani, nama Tuhan ditulis dengan empat
huruf mati, YHWH. Atau dapat di ucapkan Yahweh. Kemudian orang-orang yahudi itu
tidak mau menyebut nama itu lagi karna mereka menganggap terlalu suci kemudian
diganti dengan edonya dan lebih kemudian huruf mati YHWH ditambah dengan huruf
e-o-a, maka bacanya menjadi YeHoWaH atau Yehowah.[7]
b.
Nabi Nabi Agama Yahudi
Agama Yahudi dikenal juga sebagai agama banyak nabi. Bani Israel mengenal
banyak Nabi, semenjak zaman Ibrahim memperingatkan kaumnya supaya tidak
menyembah berhala dan harus keluar dari negeri mereka Khaldera, pergi ke
Kanaan, bahaya dan kesulitan yang menimpa kaum Israel mulai kelihatan timbul. Dari
saat itu dan seterusnya, bahaya dan kesengsaraan itu semakin meningkat terus,
maka tidak heran, Israel akhirnya mempunyai banyak Nabi.
Nabi-nabi inilah yang mengajarkan kepada mereka, apa sebabnya mereka
ditimpa malapetaka, mereka juga menyerukan supaya orang kembali ke jalan yang
benar, meningalkan kejahatan dan hidup
dijalan Tuhan dan kebaikan. Para Nabi ini adalah orang bijaksana, merek
tahu bahwa “dari yang baik pasti datang yang baik”. Maka sebab itu, raja yang
zalim tidak senang pada merek, begitu juga para imam dan pendeta kepada mereka.
Hampir dari semua nabi ini adalah orang-orang miskin, yang datang dari
bukit-bukit Yudea, turun ke kota dan kuil-kuil. Dan dimana saja dia dapat
berkumpul dengan pendengar-pendengarnya, disitu disampaikan pandangan-pandangan
mereka. Para Nabi ini bukan hanya mengajarkan kepada orang-orang Yahudi, bahwa
mereka harus menempuh jalan yang benar dan menghindari kesesatan, tetapi juga
mereka mengatakan, bahwa “setiap orang Yahudi harus menyatakan perang suci
menentang kejahatan”. Jadi para umat Yahudi mengemban tugas dalam hidup mereka,
yaitu memerangi kejahatan dan menyebarkan kebenaran.
Kedudukan para nabi dikalangan umat Yahudi adalah penting. Keyakinan yang
dipegang Yahudi, yang membawa mereka kepada kemenangan dan penuh dinamis,
didasarkan kepada Taurat dan ajaran para nabi taurat hukum, tidak hanya
berhubungan dengan cara-cara bertingkah laku yang baik, benar dan moral
melainkan juga merupakan pengetahuan tentang Tuhan dan kehendak Tuhan.
Orang-orang Yahudi menyebut ada nabi-nabi yang dahulu dan nabi-nabi yang
kemudian atau nabi-nabi besar dan nabi-nabi kecil. Nabi yang terbesar itu
adalah : Isaiyah atau Yesaya, Jeremia, Ezekil dan Daniel, kemudian dilengkapi
dengan nabi-nabi lainnya yaitu: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nanhum,
Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.
c.
Kitab Suci Agama Yahudi
Kitab suci Agama Yahudi, diakui juga sebagai bagian dari kitab suci Agama
Kristen dengan nama Perjanjian Lama. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,
menjadi satu kitab suci dengan nama Bible. Namun bagian dari bible yang
terbesar, adalah Perjanjian Lama, yaitu lebih kurang 75% dari keseluruhan isi
kitab itu, merupakan bagian Perjanjian Lama.
Umat Yahudi
membagi perjanjian Lama menjadi :
a) Kitab
taurat, terdiri dari : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan.
b) Kitab
Nabi-nabi, meliputi :
1) Nabi-nabi
yang dahulu yaitu: kitab Yusak, Hakim-Hakim, Samuel dan Raja-Raja.
2) Nabi-Nabi
Kemudian yaitu : Yesaya, Jeremia, Yehezkiel dan 12 nabi kecil mulai dari Hose
sampai dengan Maleakhi.
c) Surat-surat,
terdiri dari: Mazmur, Ayub, Amtsal, Syirul Asar, Rut, Nudub, Al Khatib, Ester,
Daniel, Ezra, Nehemia dan Tawarekh.[8]
d.
Beribadahnya Umat Yahudi
a) Penyembahan
Kepada Tuhan
Musa
berhasil menyelamatkan kaumnya dari perbudakan di Mesir menuju suatu negeri
yang dijanjikan untuk mereka. Negeri yang dijanjikan itu digambarkan oleh Musa
sebagai sutu negeri yang digenangi susu dan madu, dijanjikan untuk bangsa
Yahudi oleh Tuhan yaitu Yehovah. Sebelum itu, Musa pergi ke gunung Sinai untuk
mengikat perjanjian antara Yehovah dengan bani Israel. Orang israel yang sudah
bebas menyangka. Bahwa di kaki gunung Sinai mereka akan berjumpa dengan Tuhan
dalam bentuk sapi jantan, anak sapi, atau burung hantu. Tapi ternyata mereka
tidak melihat sesuatu apapun selain dari gunung. Kemudian Musa langsung
berangkat mendaki gunung Sinai, menuju puncaknya dan berdiam selama 40 hari.
Setelah itu, Musa turun kembali dan membawa apa yang terkenal dengan sepuluh
perintah Tuhan untuk disampaikan kepada bani Israel. Diantara sepuluh perintah
ini, yang langsung menyangkut bidang ibadah hanyalah tiga perintah yaitu :
· Jangan kamu
menyembah berhala.
· Jangan
menyebut nama Yehovah dengan cara bermain-main
b) Bulan-bulan
yang disucikan
Dalam agama
Yahudi terdapat bulan dan hari-hari dimana bulan dan hari itu memiliki suatu
yang sakral bagi umat Yahudi, dan dianggap sebagai hari yang suci.
Nama Bulan Yahudi
|
Nama Bulan Yahudi
|
Hari-hari yang disucikan
|
Abib atau
Nissan
|
April
|
Paskah
|
Ijjar atau
Ziv
|
Mei
|
|
Sevan
|
Juni
|
Pentakosta
|
Tammuz
|
Juli
|
|
Ab
|
Agustus
|
|
Elul
|
September
|
Hari
Penebusan Dosa
|
Ekhamim/Tishri
|
Oktober
|
Hari
Perdamaian Besar
|
Markisvan
atau Bul
|
Nopember
|
Hari
Pondok Daun
|
Kislev
|
Desember
|
Hari raya
pembaharuan Bait suci
|
Tebet
|
Januari
|
|
Skhebet
|
Februari
|
|
Adar
|
Maret
|
Hari Raya
Purim
|
Bulan
Kabisat Vea dar
|
Maret
|
Bulan yang dianggap suci yaitu:
C. Gerakan Pembaharuan dalam Agama Yahudi
Dalam Agama Yahudi secara tidak langsung berakar dari masa pencerahan yaitu
gerakan pemikiran yang timbul pada abad XVIII di belahan Eropa. Gerakan ini
sangat mengagungkan pikiran, bersifat liberal, kemanusiaan, dan menjunjung
tinggi ilmu pengetahuan dan banyak penemuan-penemuan ilmiah. Inilah sebuah
gerakan yang mereka menyebutnya dengan gerakan Zionisme atau gerakan modern
dalam agama Yahudi.[10] Istilah Zionisme
berasal dari akar kata Zion atau Sion yang pada awal sejarah Yahudi merupakan
sinonim dari perkataan Yerussalem. Zion berasal dari bahasa Inggris, dalam
bahasa latin artinya Sion, dan bahasa ibraninya adalah Tsyon. Arti dari istilah
ini adalah bukit yaitu bukit suci Jerusalem. Zion juga ditunjukan bagi Kota
Jerusalem sebagai kota yang tidak kentara, kota Allah tempat tinggal Yahweh.
Zion menurut para sarjana merupakan sebuah nama bukit yang diceritakan dalam
perjanjian lama.
Zionisme adalah sebuah gerakan dan ideologi yang terkait dengan sejarah
orang-orang Yahudi di negara pembuangan untuk kembali ke negeri nenek moyang
mereka, Palestina. Sebelumnya, istilah Zionisme pernah digunakan untuk
menyebutkan komunitas bangsa Yahudi penganut Yudaisme yang mengharapkan
datangnya seorang juru selamat, yang akan membawa mereka kepada kerajaan Tuhan
yang akan dipusatkan ditempat terjadinya kisah-kisah yang dialami oleh Nabi
Ibrahim dan Nabi Musa.[11]
D. Gerakan-gerakan Agama Yahudi Modern dan Kontemporer
1.
Gerakan Yahudi Ortodox
Corak
tradisionalis konservatif yaitu dalam agama Yahudi tradisionalis dan neo
ortodox yang berkembang darinya. Pemakaian istilah Ortodox tersebar sesudah
munculnya gerakan reformasi di Eropa Barat, dan pemakaian nama ini merupakan
bentuk ungkapan pertentangan dari pihak Yahudi Ortodox terhadap perubahan yang
dimasukan para pendukung gerakan reformis kedalam keyakinan Yahudi. Kelompok
ekstrim dari kalangan Yahudi Ortodox adalah kaum Yahudi Timur yang menolak
setiap upaya pembaharuan dan reformasi pada sisi manapun dari sisi kehidupan
Yahudi, khususnya kehidupan beragama.[12]
2. Gerakan
Yahudi Reformis
Kemunculan gerakan ini merupakan respon atas hak-hak yang diberikan oleh
revolusi Perancis dan kesempatan yang terbuka bagi bergabunya kaum Yahudi harus
memasukan beberapa kebiasaan serta tradisi Yahudi untuk menghadapi
tantangan-tantangn masa yang dijalani kaum yahudi dan menghadapi perubahan yang
melanda masyarakat secara umum. Di antar perubahan-perubahan yang digariskan
gerakan ini termasuk meringkas do’a Yahudi, menggunakan bahasa setempat sebagai
bahasa untuk berbicara, bahkan diizinkan penggunaannya dalam khutbah-khutbah
dan ceramah-ceramah keagamaan. Orang-orang Yahudi yang mengikuti gerakan ini
memboikot banyak tradisi-tradisi Yahudi dan menentang banyak ajaran-ajaran yang
digariskan Talmud.[13]
3. Gerakan
Yahudi Konservatif
Gerakan Yahudi konservatif adalah gerakan yang rumit strukturnya, kendati
namanya menunjukkan corak tradisionalis. Barangkali memang lebih tepat
meletakkannya ke dalam corak pertama. Namun kandungan gerakan yang mendorong
pembaharuan ini justru membuat kita terpaksa mengklasifikasikannya ke dalam
corak ketiga. Gerakan ini merupakan fase pertengahan antara gerakan ortodox dan
gerakan informasi. Sebab ia menerima seluruh konsep-konsep agama yang
tradisionalis dan berupaya memahaminya dengan pemahaman kontemporer. Oleh
karena itu ia mencampur aduk antara yang lama dan yang baru dalam rangka
memadukan di antara keduanya.[14]
4. Gerakan
Rekonstruksi Yahudi
Gerakan ini adalah corak lain dari corak gerakan-gerakan pembaharuan agama.
Gerakan ini memiliki pendukung dari kalangan Konservatif reformis dan sekuler
yang tidak mengikuti gerakan itu sendiri. Gerakan ini sebenarnya berkembang
dari gerakan Yahudi Konservatif. Pendirinya Mordecai Kaplan, termasuk Yahudi
konservatif sebelum muncul gerakan yang baru. Seruan kaplan yaitu bahwa Yahudi
bukanlah sekedar agama yang diyakini melainkan juga agama peradapan. Kaplan
mengarahkan seruanya kepada perpaduan antara tuntutan-tuntutan gaya hidup
Amerika dan loyalitas peradapan Yahudi. Maka orang Yahudi di Amerika harus
mempercayai prinsip umum dan model peradapan Amerika.[15]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yahudi
memiliki beberapa nama yaitu ibri,
israel, dan yahudi. Dalam
perjalanan panjang sejarahnya, umat Yahudi pernah merasakan masa-masa keemasan
seperti zaman Daud dan Sulaiman. Sedangkan jika kita memperhatikan sifat
gerakan-gerakan keagamaan terbagi kepada sejumlah corak dan bentuk keagamaan
yang berbeda satu sama lain dalam hal bentuk, isi, sasaran yang hendak
dicapainya, dan tujuan yang menjadi penyebab kemunculannya.
B.
Kritik dan Saran
Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak, demi tersusunnya makalah yang lebih sempurna.
Daftar
Pustaka
Bahrudin Daya, Agama Yahud. 1982. Yogyakarta: PT Bagus Arafah.
Hermawati. Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi. 2004. Jakarta: Rajawali Pers.
Muhammad Khalifah Hasan. Sejarah Agama Yahudi. 2009.
Jakarta:Pustaka Al Kausar.
[1]
Muhammad Khalifah Hasan, Sejarah Agama Yahudi. hal 9
[2] Ibid,. Hal 10
[3] Ibid,. Hal 12
[4] Ibid,. Hal 17
[5] Burhanuddin Daya, Agama Yahudi. Hal 56
[6]Ibid,. Hal 77
[7]Ibid,. Hal 80
[8]Ibid,. Hal 103
[9]Ibid,. Hal 180-181
[10]Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi. Hal 77
[11]Ibid,. Hal 84-85
[12]Muhammad Khalifah Hasan, Sejarah Agama Yahudi. hal 230
[13]Ibid,. 232
[14]Ibid,. Hal 237
[15]Ibid,. Hal 240
Tidak ada komentar:
Posting Komentar