BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Berbuat Baik Kepada Orang Tua (Birul
Walidain)
Berbakti kepada orang tua adalah perintah Islam. perintah
yang wajib dilaksanakan oleh setiap anak. Karena pentingnya, Rasulullah SAW sebagai
salah satu amalan yang paling di cintai oleh Allah :
اي العمل احب الى
الله تعالى؟ قال "الصلاة لوقتها" قلت ثُمَّ
أَيُّ؟ قلت" بر الوالدين" قال ثم اي؟ قلت "الجهاد في سبيل
الله"
Artinya : "Amalah apakah yang paling di cintai oleh Allah?
Beliau menjawab : Sholat tepat waktu. lalu apa? Berbakti kepada orang tua. lalu
apa? Jihad di jalan Allah." (HR Bukhori Muslim)
Banyak hal bisa dilakukan sebagai tanda bakti
seorang anak kepada orang tuanya ketika mereka berdua masih hidup. akan tetapi
jika mereka berdua telah meninggal, apakah yang bisa di lakukan oleh seorang
anak untuk berbakti kepada orang tuanya?
Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
"Derajat seorang yang telah meninggal akan diangkat. berkata :
wahai Tuhanku, apakah ini? dikatakan : "permohonan ampunan untukmu dari
anakmu." (HR Bukhori)
* 4Ó|Ós%ur y7/u wr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$Î) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7t x8yYÏã uy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdxÏ. xsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& wur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJÌ2 ÇËÌÈ ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u/u #ZÉó|¹ ÇËÍÈ
Artinya : "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil." (QS Al-Isra' 23-24)[1]
* (#rßç6ôã$#ur ©!$# wur (#qä.Îô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) ÉÎ/ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur Í$pgø:$#ur Ï 4n1öà)ø9$# Í$pgø:$#ur É=ãYàfø9$# É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/ Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# $tBur ôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ÷r& 3 ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä `tB tb%2 Zw$tFøèC #·qãsù ÇÌÏÈ .
Artinya: sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[2],
dan teman sejawat, Ibnu sabil[3]dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.(QS An-Nisa :36)
Mendoakan orang tua kita
yang telah meninggal. pada sholat, dzikir dan disetiap waktu kita. itulah bakti
kepada orang tua yang telah meninggal yang Allah perintahkan.
Rosulullah -sholallahu
'alaihi wasallam- bersabda :
اذا مات
العبد انقطع عنه عمله الا من ثلاث صدقة جارية, أْو علم ينتفع به, أو ولد صالح يدعو
له.
Artinya: "Jika seseorang telah meninggal, maka
putuslah semua amalannya kecuali 3 hal : shodaqoh jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakannya." (HR Bukhari).
Selain itu juga,
bersedekah kepada orang-orang miskin untuk orang tuanya yang telah meninggal.
يا رسولالله!ان أمي وفيت,ولم توص, أفينفعها أن أتصدق عنها؟ قل نعم
Artinya: "Wahai Rosulullah! ibuku telah
meninggal, jadi apakah yang engkau wasiatkan kepadaku? apakah sedekah untuknya
itu bermanfaat baginya? Beliau menjawab : iya." (HR Bukhori)
B.
Hukum Berbuat Baik Kapada Orang Tua
Berbuat baik kepada kedua orang tua hukumnya wajib, baik
waktu kita masih kecil, remaja atau sudah menikah dan sudah mempunyai anak
bahkan saat kita sudah mempunyai cucu. Ketika kedua orang tua kita masih muda
atau sudah lanjut usianya bahkan pikun kita tetap wajib berbakti kepada
keduanya. Bahkan lebih ditekankan lagi apabila kedua orang tua sudah tua dan
lemah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat Al-Isra' ayat
23 dan 24 dalam pembahasan sebelumnya.
Di dalam ayat ini Allah SWT berfirman bahwa Rabb (Allah)
telah memerintahkan kepada manusia agar tidak beribadah melainkan hanya kepada
Allah saja. Kemudian hendaklah manusia berbuat sebaik-baiknya kepada kedua
orang tuanya. Jika salah seorang atau kedua-duanya ada di sisinya dalam usia
lanjut maka jangan katakan kepada keduanya perkataan 'uh' serta tidak boleh
membentak keduanya, memukulkan tangan, menghentakkan kaki karena hal itu
termasuk durhaka kepada kedua orang tua. Dan katakanlah kepada keduanya dengan
perkataan yang mulia.
C.
Cara Berbuat Baik Kepada Orang Tua
Semasa Mereka Masih
Hidup
a. Mentaati Mereka Selama Tidak
Mendurhakai Allah
Sa’ad bin Abi Waqas ra menerapkan bagaimana konteks Birrul Walidain mempertahankan keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Saat ibunya mengetahui bahwa Sa’ad memeluk agama Islam, ibunya mempengaruhi dia agar keluar dari Islam sedangkan Sa’ad terkenal sebagai anak muda yang sangat berbakti kepada orang tuanya. Ibunya sampai mengancam kalau Sa’ad tidak keluar dari Islam maka ia tidak akan makan dan minum sampai mati. Dengan kata-kata yang lembut Sa’ad merayu ibunya “ Jangan kau lakukan hal itu wahai Ibunda, tetapi saya tidak akan meninggalkan agama ini walau apapun gantinya atau risikonya”.
Sa’ad bin Abi Waqas ra menerapkan bagaimana konteks Birrul Walidain mempertahankan keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Saat ibunya mengetahui bahwa Sa’ad memeluk agama Islam, ibunya mempengaruhi dia agar keluar dari Islam sedangkan Sa’ad terkenal sebagai anak muda yang sangat berbakti kepada orang tuanya. Ibunya sampai mengancam kalau Sa’ad tidak keluar dari Islam maka ia tidak akan makan dan minum sampai mati. Dengan kata-kata yang lembut Sa’ad merayu ibunya “ Jangan kau lakukan hal itu wahai Ibunda, tetapi saya tidak akan meninggalkan agama ini walau apapun gantinya atau risikonya”.
Sehubungan dengan peristiwa itu,
Allah menurunkan ayat:
“Dan jika keduanya memaksamu
untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang
itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…” (QS. Luqman: 15)
Tidak bosan-bosannya Sa’ad menjenguk
ibunya dan tetap berbuat baik kepadanya serta menegaskan hal yang sama dengan
lemah lembut sampai suatu ketika ibunya menyerah dan menghentikan mogok
makannya.
b. Berbakti dan Merendahkan Diri di Hadapan Kedua
Orang Tua
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tua ibu bapanya…” (QS. Al-Ahqaaf: 15)
“Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua
orang tua ibu bapa…” (QS. An-Nisaa’: 36)
Perintah berbuat baik ini lebih
ditegaskan jika usia kedua orang tua semakin tua dan lanjut hingga keadaan
mereka melemah dan sangat memerlukan bantuan dan perhatian daripada anaknya.
Abu Bakar As Siddiq ra. adalah
sahabat Rasulullah SAW yang patut ditauladani dalam berbaktinya terhadap orang
tua. Disaat orang tuanya telah memasuki usia yang sangat udzur, beliau
masih melayan bapanya dengan lemah lembut dan tidak pernah putus asa untuk
mengajak ayahnya beriman kepada Allah. Penantian beliau yang cukup lama
berakhir apabila ayahnya menerima tawaran untuk beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya.
Allah berfirman dalam QS. 14 : 40 –
41 ayat yang do’a agar anak, cucu dan seluruh anggota keluarganya menjadi
orang-orang yang muqiimas Solat (mendirikan Solat) dan diampuni
dosa-dosanya. Ayat ini merupakan suatu kemuliaan yang diberikan Allah SWT
kepada kelurga Abu Bakar As Siddiq ra.
c. Merendahkan Diri Di Hadapan Keduanya
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kami jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai, Rabb-ku, kasihilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (QS. Al-Israa’: 23-24)
d. Berbicara Dengan Lembut Di Hadapan
Mereka
Nabi Ibrahim ‘alaihiisalam mempunyai
ayah yang bernama Azar yang aqidah-nya menyalahi dengan Nabi Ibrahim
‘alaihiisalam tetapi tetap menunjukan birrul walidain yang dilakukan seorang
anak kepada bapaknya. Dalam menegur ayahnya beliau menggunakan kata-kata yang
mulia dan ketika mengajak ayahnya agar kejalan yang lurus dengan kata-kata yang
lembut sebagaimana dikisahkan Allah pada QS. 19 : 41-45.
e. Menyediakan
makan untuk mereka.
Dari Anas bin Nadzr al-Asyja’i,
beliau bercerita, suatu malam ibu dari sahabat Ibnu Mas’ud meminta air minum
kepada anaknya. Setelah Ibnu Mas’ud datang membawa air minum, ternyata si Ibu
sudah tidur. Akhirnya Ibnu Mas’ud berdiri di dekat kepala ibunya sambil
memegang bekas berisi air tersebut hingga pagi. (Diambil dari kitab Birrul
walidain, karya Ibnu Jauzi)
f. Meminta Izin Kepada Mereka Sebelum
Pergi.
Izin kepada orang tua diperlukan
untuk jihad yang belum ditentukan. Seorang laki-laki datang menghadap
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya: “Ya, Raslullah, apakah
aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya: “Apakah kamu masih mempunyai
kedua orang tua?” Laki-laki itu menjawab: “Masih.” Beliau bersabda:
“Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya.” (HR. Bukhari no. 3004,
5972, dan Muslim no. 2549, dari Ibnu ‘Amr radhiyallahu ‘anhu)
g. Memberikan Harta Kepada Orang Tua.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika ia berkata: “Ayahku
ingin mengambil hartaku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kamu
dan hartamu milik ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Oleh sebab itu, hendaknya seseorang
jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang menyebabkan keberadaan
dirinya, memeliharanya ketika kecil dan lemah, serta telah berbuat baik
kepadanya.
h. Membuat Keduanya Ridha.
Hendaknya seseorang membuat kedua
orang tua ridha dengan berbuat baik kepada para saudara, karib kerabat,
teman-teman, dan selain mereka. Yakni, dengan memuliakan mereka, menyambung
tali silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada
mereka. Akan disebutkan nanti beberapa hadits yang berkaitan dengan masalah
ini.
i.
Memenuhi Sumpah Kedua Orang Tua
Apabila kedua orang tua bersumpah
kepada anaknya untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat
perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya
karena itu termasuk hak mereka.
Semasa Mereka Sudah Meninggal
a) Keadaaan usia
lanjut adalah keadaan dimana keduanya membutuhkan perlakuan yang lebih baik
karena keadaannya pada saat itu sangat lemah. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman pada
QS: Al-Isra’ :23, sebagaimana yang dijelaskan diatas.
b) Rendah hati terhadap keduanya. Allah
Subhanahu Wata’ala berfirman :
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَة
"Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan." (Al-Isra`: 24).
c) Mendoakan keduanya; baik semasa
hidupnya ataupun sesudah meninggalnya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
"Dan ucapkanlah, 'Wahai
Tuhanku, kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidikku
waktu kecil'." (Al-Isra`: 24).
Dan Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ أَوْ عِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْ لَهُ.
"Apabila anak Adam mati, maka
terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: Sedekah jariyah atau ilmu yang
bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).
d) Menaati keduanya dalam kebaikan.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
bÎ)ur #yyg»y_ #n?tã br& Íô±è@ Î1 $tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ xsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur @Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ
"Dan jika keduanya memaksamu
untuk mempersekutukanKu dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang
itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik."
(Luqman: 15).
e) Memintakan ampun bagi keduanya
sesudah meninggal, yaitu apabila meninggal dalam keadaan Islam. Allah Subhanahu
Wata’ala berfirman menceritakan tentang Nabi Ibrahim ‘alaihissalam :
$oY/u öÏÿøî$# Í< £t$Î!ºuqÏ9ur tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9ur tPöqt ãPqà)t Ü>$|¡Åsø9$# ÇÍÊÈ
"Ya Rabb kami, ampunilah aku
dan kedua ibu bapakku dan semua orang-orang Mukmin pada hari terjadinya hisab
(kiamat)."
(Ibrahim: 41).
Juga Firman Allah Subhanahu Wata’ala
tentang Nabi Nuh ‘alaihissalam :
Éb>§
öÏÿøî$#
Í<
£t$Î!ºuqÏ9ur
`yJÏ9ur
@yzy
_ÉLøt/
$YZÏB÷sãB
tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9ur
ÏM»oYÏB÷sßJø9$#ur
wur
ÏÌs?
tûüÏHÍ>»©à9$#
wÎ)
#I$t7s?
ÇËÑÈ
"Ya Rabbku, ampunilah aku, ibu
bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang beriman
laki-laki dan perempuan, dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang
zhalim itu selain kebinasaan." (Nuh: 28)..
f) Melunasi hutangnya dan melaksanakan
wasiatnya, selama tidak bertentangan dengan syari'at. Rasulullah SAW membenarkan ucapan seorang wanita
yang berpendapat bahwa hutang ibunya wajib dilunasi, dan Rasulullah sallallahu
‘alaihi wasallam menambahkan bahwa hutang kepada Allah SWT berupa puasa nadzar, lebih berhak
untuk dilunasi.
g) Menyambung tali kekerabatan mereka
berdua, seperti paman dan bibi dari kedua belah pihak, kakek dan nenek dari
kedua belah pihak. Rasulullah SAW bersabda :
إنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيْهِ.
"Sesungguhnya sebaik-baik
hubungan silaturahim adalah hubungan silaturahim seorang anak dengan teman
dekat bapaknya." (HR. Muslim).
h) Memuliakan teman-teman mereka
berdua. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam memuliakan teman-teman istrinya
tercinta Khadijah radhiallahu ‘anha, maka kita muliakan pula teman-teman istri
kita. Dan teman-teman orang tua kita lebih berhak kita muliakan, karena di
dalamnya ada penghormatan kepada orang tua kita.
Apabila Mereka Meninggal Dunia
a. Mensolati/Berdo’a terhadap Keduanya
Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi SAW bersabda, “Apabila
manusia sudah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal: sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendo’akan dirinya.” (HR.
Muslim)
b. Beristighfar Untuk Mereka Berdua
Allah Subhanahu wa Ta’ala
menceritakan kisah Ibrahim as dalam Al-Qur’an:
“Ya, Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku…” (QS. Ibrahim: 41)
“Ya, Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku…” (QS. Ibrahim: 41)
c. Menunaikan Janji/Wasiat Kedua Orang
Tua
d. Memuliakan Rakan-Rakan Kedua Orang
Tua
Ibnu Umar berkata aku pernah
mendengar RasulullahSAW bersabda: “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik ialah
seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya
setelah ayahnya tersebut meninggal.” (HR. Muslim)
e. Menyambung Tali Silaturahim Dengan
Kerabat Ibu dan Ayah
“Barang siapa ingin menyambung
silaturahim ayahnya yang ada di kuburannya, maka sambunglah tali silaturahim
dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal.” (HR. Ibnu Hibban)
D.
Hikmah Berbuat Baik Kapada Orang Tua
1. Merupakan Salah
Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa : Allah SWT berfirman (artinya) :
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ $·Z»|¡ômÎ) ( çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $\döä. çm÷Gyè|Êurur $\döä. ( ¼çmè=÷Hxqur ¼çmè=»|ÁÏùur tbqèW»n=rO #·öky 4 #Ó¨Lym #sÎ) x÷n=t/ ¼çn£ä©r& x÷n=t/ur z`Ïèt/ör& ZpuZy tA$s% Éb>u ûÓÍ_ôãÎ÷rr& ÷br& tä3ô©r& y7tFyJ÷èÏR ûÓÉL©9$# |MôJyè÷Rr& ¥n?tã 4n?tãur £t$Î!ºur ÷br&ur @uHùår& $[sÎ=»|¹ çm9|Êös? ôxÎ=ô¹r&ur Í< Îû ûÓÉLÍhè ( ÎoTÎ) àMö6è? y7øs9Î) ÎoTÎ)ur z`ÏB tûüÏHÍ>ó¡ßJø9$# ÇÊÎÈ y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# ã@¬6s)tGtR öNåk÷]tã z`|¡ômr& $tB (#qè=ÉKtã ãur$yftGtRur `tã öNÍkÌE$t«Íhy þÎû É=»ptõ¾r& Ïp¨Ypgø:$# ( yôãur É-ôÅ_Á9$# Ï%©!$# (#qçR%x. tbrßtãqã ÇÊÏÈ
Artinya: ”Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri. Mereka Itulah
orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka
kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni
surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka”.(QS. Al Ahqaf
15-16)
2.
Merupakan salah satu bentuk syukur kepada Allah SWTsebagaimana
firman Allah SWT
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya: dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[4], bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
3.
Merupakan sarana untuk mencari keridhaan Allah SWT,
sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang
Artinya: “Keridhaan
Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada pada
kemurkaan orang tua” (HR Tirmidzi).
4. Amal yang paling dicintai disisi
Allah SWT selepas Solat, Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman
Abdillah Ibni Mas’ud ra
“Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW
amal apa yang paling di cintai disisi Allah ?” Rasulullah bersabda “Solat tepat
pada waktunya”. Kemudian aku tanya lagi “Apa lagi selain itu ?” bersabda
Rasulullah “Berbakti kepada kedua orang tua” Aku tanya lagi “ Apa lagi ?”.
Jawab Rasulullah “Jihad dijalan Allah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini tidak berarti jika melakukan Solat tepat pada waktu dan jihad
fisabilillah menafikan kewajipan birrul walidain kerana Rasulullah SAW. pernah
menolak permohonan salah seorang sahabat untuk jihad fisabilillah kerana
masalah hubungan dengan kedua ibu bapanya. Lantas Rasulullah SAW. memerintahkan
beliau segera pulang menyelesaikan permasalahan tersebut dahulu.
5. Taat kepada
orang tua adalah salah satu penyebab masuk Syurga sebagaimana sabda Rasulullah SAW
“Sungguh
kasihan, sungguh kasihan, sungguh kasihan.” Salah seorang sahabat bertanya, “Siapa
yang kasihan, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang sempat berjumpa
dengan orang tuanya, kedua-duanya, atau salah seorang di antara keduanya, saat
umur mereka sudah tua, namun tidak dapat membuatnya masuk Surga.” (HR. Muslim)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahwa menaati perintah orang tua adalah wajib, selama bukan
untuk maksiat. Bahkan perintah melakukan yang mubah, bila itu keluar dari mulut
orang tua, berubah menjadi wajib hukumnya. Kita juga tahu, bahwa harta orang
tua harus dijaga, tidak boleh dihamburkan secara percuma, atau bahkan untuk
berbuat maksiat. Kita juga meyakini, bahwa bila orang tua kita kekurangan atau
membutuhkan pertolongan, kitalah orang pertama yang wajib menolong mereka.
Namun itu hanya sebatas keyakinan. Bila tidak ada ‘ikatan janji’ dengan sikap
kita, semua itu hanya terwujud dalam bentuk wacana saja, tidak bisa terbentuk
menjadi ‘bakti’ terhadap orang tua. Oleh sebab itu, Allah menyebut kewajiban
bakti itu sebagai ‘ketetapan’, bukan sekadar ‘perintah’. Berbuat baik kepada
kedua orang tua adalah suatu bentuk ibadah yang di utamakan dan merupakan salah
satu untuk meraih surganya Allah.
B.
Kritik dan Saran
Sebaiknya mulai saat ini kita menyadari bahwa kita tidak
akan pernah ada dan bisa tumbuh seperti sekarang ini kalau bukan karena
kasih sayang
kedua orang tua kita, oleh karena itu, hendaklah kita selalu menaati segala
perintah kedua orang tua kita.
Kritik yang membangun dari teman-teman
serta dosen kami tunggu demi terwujudnya
karya tulis yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
[Sumber:
Salafy.or.id CHM Offline]
Sarwono Prawirohardjo, 2007. Pegertian Tasawuf, Jakarta. YBPS
Sarwono Prawirohardjo, 1999. Ilmu Agama . Edisi Kedua, Jakarta.
YBPS
Prof. R. Suleman Sastrawinata, 1981. Ilmu Kajian Islam Universitas
Islam Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar